Thursday, November 19, 2015

Bersiap di Kala Hujan

Gambar: beritasatu.com


Kalian pasti saat ini sedang bersyukur sekaligus prihatin akibat hujan yang sudah mulai mengguyur Jakarta. Bersyukur karena pasti sumurmu tak lagi kering dan prihatin karena bila kamu tidak punya mobil maka dipastikan akan sulit beraktifitas di musim hujan seperti sekarang ini.

Belum lagi kalian juga harus bersiap dengan banjir. Hati-hati buat kamu yang tempat tinggalnya sering jadi langganan banjir dan buat kalian yang rumahnya tidak masuk peta banjir, maka waspadailah daerah menuju rumah dan kantor atau sekolahmu. Biasanya dimusim penghujan seperti ini, kita susah keluar rumah, termasuk untuk kembali ke rumah.

Selanjutnya, bila kalian pengendara mobil dan angkutan umum, sebaiknya persiapkan cemilan. Karena waktu tempuh perjalananmu akan semakin lama akibat jalanan yang macet. Buat kamu yang pakai kereta (KRL) jangan senang dulu, biasanya saat hujan tiba, stasiun dan rel kerap kebanjiran.

Untuk pengendara motor jangan berteduh di bawah pohon, nanti bisa tertimpa pohon tumbang dan tersambar petir. Selain itu jangan pula kamu berteduh di bawah jembatan, flyover, underpass, sebab kamu bisa ditilang pak polisi.

Bagi kalian pengendara mobil, pastikan mobilmu tidak diparkir di bawah pohon rindang, karena saat musim hujan banyak pohon tumbang. Lebih baik parkirkan diarea terbuka, atau bila ada basement taruh saja disana.

Kemudian, buat kalian pasangan yang baru menikah, ini saat yang tepat untuk program beranak-pinak karena cuaca sangat mendukung. Tapi buat orang tua ini justru menjadi warning. Coba perhatikan anak perempuan kalian, pantau baik-baik jangan sampai mereka beranak-pinak sebelum waktunya.

Saturday, October 10, 2015

Saya Akan Segera Nyusul

Belum lama ini ada seorang teman menikah. Sampai di kondangan, seperti biasa bertemu dengan teman-teman lama. Ada yang sedang gendong anak, gandeng suami, rangkul pacar, serta ada pula yang naya: kamu kapan nyusul?

Kapan nyusul alias kapan kawin ini masih sekeluarga dengan kapan lulus? Banyak dari kalian pasti sering menghadapi pertanyaan-pertanyaan semacam ini. Bahkan bisa jadi kalian merupakan salah satu oknum yang kerap melemparkan pertanyaan tersebut.

Pertanyaan seperti itut sebenarnya lumrah dan tidak salah. Hanya saja karena kita menghadapi sebuah fakta yang tidak mengenakan maka mempengaruhi kondisi psikis kita dan membuat kita sensitif dengan pertanyaan tersebut.

Tapi bila kita tidak menganggap kondisi itu sesuatu yang menjengkelkan, maka respon kita pun akan berbeda. Misal bila kita memang masih belum ingin kawin dan masih menikmati masa-masa belum lulus ya tidak akan mengganggu pikiran bila ada pertanyaan-pertanyaan semacam itu.

Nah bagaimana kemudian menghadapi fakta kita ingin kawin tapi belum dapat jodoh yang pas dan ingin lulus tapi belum bisa lulus karena tugas akhirnya salah terus?

"Doain aja", kata ini pasti yang paling sering terlontar. Jawaban singkat, cepat, dan defensif. Ada yang lain? saya akan berikan beberapa pilihan untuk menghadapi pertayaan-pertanyaan tersebut, khususnya terkait dengan pertanyaan, "kapan nyusul (nikah)?" oia buat cewek lho, soalnya yang sering galau dengan pertanyaan ini cewek.
  1. Belum tahu karena kamu terlanjur nikah duluan
  2. Nunggu kamu ngelamar aku
  3. Nunggu kamu cerai
  4. Kata suamimu sih bulan depan
  5. Coba tanya sama suamimu baiknya kapan aku dinikahin
  6. Aku lagi dapet
  7. Belum ada cewek yang pas dihati
  8. Masih sibuk ngurusin berat badan
  9. Toilet dimana ya (sambil kabur)
  10. Cium cowok yang nanya begitu

Tuesday, August 18, 2015

Heningnya Peringatan 70 Tahun Kemerdekaan

Kemarin, bangsa Indonesia merayakan hari jadinya yang ketujuh puluh tahun. Masing-masing daerah memang berhias tapi tidak semenawan biasanya. Tak nampak kehebohan dalam memperingati hari kemerdekaan. Semuanya nampak biasa saja, bahkan cenderung jauh dari kesan gegap gempita.

antarasumbar.com


Apakah ada yang salah? sepertinya tidak juga. Mungkin kita semua sudah mulai jengah dengan serangkaian seremonial peringatan kemerdekaan. Tujuh puluh tahun kemerdekaan diperingati tapi rasanya sama saja seperti belum merdeka: gelandangan dan pengemis makin banyak, cari kerja susah, yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Bahasa kerennya, rasio gini semakin membesar yang berarti ada kesenjangan ekonomi.

Sepertinya kita wajib mengingat baik-baik ucapan Bung Karno, bahwa kemerdekaan semata-mata hanyalah jembatan emas. Menurut Bung Karno sih ada dua cabang di seberang jembatan itu: yakni masyarakat yang sama rata sama rasa dan satu lagi masyarakat yang sama menderitanya. Tapi nyatanya di seberang jembatan emas itu hanya ada masyarakat yang semakin kaya karena hanya mementingkan perutnya sendiri dan ada masyarakat yang semakin miskin karena tidak kebagian kue "kemerdekaan".

Kemerdekaan sejatinya  satu langkah demi mewujudkan kesejahteraan bersama di masyarakat. Karena bila kita tidak merdeka maka akan sulit untuk sejahtera. masyarakat yang "terjajah" hanya akan melulu menjadi budak dan diperbudak.

Jadi kemerdekaan menuntut adanya kesejahteraan. Bila kesejahteraan belum tercipta tidak layak kita menyandang predikat bangsa yang merdeka. 

Parahnya, sebagai bangsa kita tidak hanya belum merdeka sebagaimana mestinya tapi juga tidak berdaulat. Bangsa ini masih didikte dan tidak dapat menentukan jalan hidupnya sendiri.

Saya membedakan antara berdaulat dan merdeka. Berdaulat menyangkut hubungan yang sifatnya eksternal, yakni bagaimana positioning negara dengan negara lainnya. Sedangkan kemerdekaan lebih bersifat ke dalam, yaitu bagaimana tiap-tiap orang di dalam negara ini dapat merasakan apa yang disebut sejahtera. dan berdaulat merupakan salah satu jalan menuju kemerdekaan sejati bukan sekedar seremoni.

Oleh karenanya, bila Jokowi-JK mampu mewujudkan trisakti berarti mampu menunjukkan kedaulatan negara dan besar adanya ahrapan untuk dapat memberikan kemerdekaan sejati bagi warga negaranya. Sehingga trisakti bukanlah sekedar jargon ataupun angan-angan. Trisakti adalah jalan menuju kemerdekaan yang sesungguhnya.

Dirgahayu bangsaku.....

Tuesday, February 17, 2015

Bintang Porno Transgender (Kiera Verga)

Cantik, bule, bintang porno pula. Untuk laki-laki pasti ngiler. Tapi bagaimana jadinya kalau sosok cantik, bule, dan pornstar tersebut adalah wanita jadi-jadian? 

Belum lama ini linimasa dihebohkan dengan kehadiran bintang porno cantik berkelamin laki-laki.

Tidak seperti laki-laki kemayu pada umumnya. Transgender bernama Kiera Vierga ini tampil cantik dan seksi meskipun di bagian kemaluannya terlihat menonjol akibat dia belum melakukan operasi. dengan kata lain, dia masih punya penis guys. Jadi kalau kita hanya perhatikan payudara dan lekuk tubuhnya saja, pasti tertipu. Apalagi laki-laki mesum yang baru lihat belahan dada saja sudah ngeceees ilernya.

Kiera Vierga ini merupakan salah satu artis porno transgender termuda. Shemale ini mengaku usianya baru 18 tahun. Dia juga banyak memposting poto dirinya dan rekan-rekannya di akun twitter miliknya @KeiraVerga. Selain itu dia juga memiliki web pribadi yang bisa diakses di keiraverga.com

Wajahnya yang cantik kerap disandingkan dengan artis Hollywood Keira Knightley. Coba kita perhatikan poto-poto dari twitternya berikut ini:





Monday, February 16, 2015

Batuan Mahal

Sudah sekitar dua tahun ini fenomena sekumpulan orang meriung seperti membentuk lingkaran kerap kita temui di pinggiran jalan. Bukan karena kecelakaan, juga bukan karena ada tukang obat yang menjajakan dagangannya.


antaranews.com/Rahmat


Mereka adalah pecinta gemstone alias batu mulia, termasuk batu akik yang dulunya selalu dikait-kaitkan dengan batuan berkekuatan magic (bukan batu kali lho ya). Mendadak gemar batu ini menjangkiti segala lapisan usia dan mewabah seperti virus.

Tak jelas apa yang menjadi pemicu batuan yang biasanya digandrungi orang tua ini begitu booming. Bahkan harga batu-batu karya semesta tersebut melonjak ratusan kali lipat. Beberapa batuan seperti Bacan, Batu Garut, Sungai Dareh, dan batuan dari Aceh konon mencapai angka ratusan dan milyaran rupiah. Sungguh fantastis dan di luar nalar kita bukan?

Ada yang bilang ledakan batu ini lantaran presiden Indonesia ke-enam, SBY menghadiahi batu Bacan ke presiden AS, Barack Obama. Tak hanya itu, SBY juga memakai batu model cat eyes

Apapun alasannya, buat mereka yang apriori dengan fenomena ini memandang sinis dan berlaku nyiyir, serta meramalkan booming batu tidak akan bertahan lama dan akan bernasib sama seperti halnya ikan Louhan dan Anturium.

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, "gila batu" memang potensial untuk bernasib sama. Oleh karena itu, kita harus dapat berpikir rasional. Umur fenomena ini juga ditentukan oleh opini yang mampu dibangun dan dikreasikan oleh segenap masyarakat. Mampukah masyarakat bersepakat terhadap batu-batuan ini, sama halnya kita semua sepakat bahwa emas itu tinggi nilainya dan sangat berharga.

Akan lebih baik kalau kita mampu menahan diri dan berhati-hati dalam menyikapi maraknya batu yang harganya di luar nalar manusia. Tak perlu latah. Karena bila kita bicara hobi, maka tidak pernah ada batasan harga dan hobi menyangkut passion, bukan sekedar ikut-ikutan.

Jadi mari kita amati saja, sembari ikut bahagia karena ada sebagian saudara kita yang merasakan manisnya booming batu.

Sunday, February 15, 2015

Asyiknya Belajar Nyetir

Kali ini aku mau cerita soal pengalaman belajar nyetir nih blogger sekalian. Setelah sebelumnya selalu menggunakan kendaraan umum untuk bepergian, akhirnya aku memberanikan diri untuk daftar kursus mengemudi (maklum penakut, hehehe). Alasannya simpel, kalau pergi-pergi atau ada urusan mendadak dan urgent sangat repot kalau pakai kendaraan umum, misal nganterin orang tua yang sakit ke rumah sakit.

Pencarian tempat kursus pun dilakukan, dari mulai browsing, dan rekomendasi beberapa kolega. Dulu sih kakakku pernah belajar kursus di Bunderan Pamulang. Tapi yang pasti kakakku gak puas, sampai-sampai Ayahku marah-marah ke instruktur dan adminnya di kantor kursus stir mobil yang berinisial "PSJ" tersebut. Penyebabnya adalah karena kakakku dimarahin terus sama instrukturnya. Sudah ganti instruktur ternyata masih sama juga galaknya, hahaha..apes ya dia. Katanya itu yang ngajar yang punya sendiri padahal. 

Akhirnya, seperti biasa aku minta petunjuk  Mbah Google. Di referensikannyalah aku pada Kursus Stir Mobil Tulus Jaya. Awalnya sih gak notice juga sama stir mobil ini. Tapi setelah diingat-ingat sering wara-wiri di seputaran Pamulang dan Ciputat. Untuk lebih meyakinkan hati ini (hihihiihi...) coba tanya-tanya juga ke beberapa teman, ternyata ada yang pernah belajar di sana.

Berbekal kemantapan hati, aku pun meluangkan waktu di hari Minggu untuk meluncur ke Tulus Jaya yang pusatnya ada di Depan Makam Kedaung. Sekedar informasi buat pembaca, jarak dari rumah ke lokasi tersebut sebenarnya agak lumayan, tapi demi kebulatan tekad tidak jadi masalah..hahaha.

Waktu sampai di kantornya, mobil belajar yang dipakai berjejer di pinggir jalan: ada Avanza, Yaris, dan Toyota Rush (mikir mau belajar pakai yang mana, hehehe..). Akupun langsung masuk dan disambut dengan senyum tiga jari Mbak Adminnya (masih bagusan senyumku sih :) )

Ada beberapa paket yang ditawarkan, aku ambil yang 7x dan memutuskan pakai Avanza, karena mobil di rumah Agya (harapannya, kalau pakai Avanza yang lebih gede bisa, pasti pakai Agya yang kecil gampil..hhehe). Selesai bayar, aku dikenalkan dengan Instrukturnya, namanya mas Yuli (ini cowok lho ya). Ternyata, abis kenalan malah langsung dikasih kunci..hmmmm. Langsung praktik ternyata sodara-sodara, gimana gak keringet dingin.

Pas di dalam mobil, aku diperkenalkan dengan fungsi benda-benda aneh yang ada di dalamya: persneling, lampu, rem, kopling, gas. Jujur aku cuma iya-iya aja waktu diberikan penjelasan teorinya. Maklum gugup berat. Pas udah mau mulai jalan, kaki rasanya kaku, hahahaha. Tapi mas-mas instrukturnya sabar banget, ditungguin sampe aku berani jalan.

Setelah meyakinkan diri kembali, akhirnya sign kanan dan konsentrasi mengikuti aba-aba insrukturnya, dannn...... mobil pun maju..hahahah, senangnya. Sepanjang perjalanan aku terus memperhatikan dan pasang kuping lebar-lebar biar bisa nangkep instruksi yang diberikan. hari pertama sungguh menegangkan, dari mulai lewatin jalanan macet, nanjak, jalanan sempit. Tapi Alhamdulilah, besoknya keberanian sudah terkumpul. Masuk di pertemuan ke-empat stir ku sudah mulai lurus dan tenang dalam mengemudi. Dipertemuan ke-enam aku sudah makin percaya diri dan sukses menaklukan "tanjakan macet". Akhirnya pada kesempatan terakhir waktuya belajar parkir.

Sumpah, ribet ternyata belajar parkir, berkali-kali maju-mundur tapi gak jadi-jadi. Walau mobilnya pake AC, tetep aja keringetan. Setelah setengah jam akhirnya mulai lancar juga. Mas Yuli pun kasih selamat..cihuuyyyy. Belajar mobilnya tamat juga.

Untuk blogger sekalian, khususnya yang tinggal di Tangsel, kalau belajar di tempat kursus Tulus Jaya nih, mesti sabar. Kelemahannya siswanya banyak banget. Jadi jam belajarnya sering penuh. untuk beberapa kali aku kerap reschedule. Tapi itu enaknya, kita tetap bisa reschedule dan atur jadwal (jamnya gak hangus).



Tuesday, February 10, 2015

Banjir Jakarta Adalah Takdir


Jl. Ir. Juanda (Ravi/forum.detik.com)
Akhir Februari ini BMKG memprediksi akan terjadi puncak penghujan. Hal ini akan ditandai dengan intensitas hujan yang tinggi. Bila sudah demikian, maka Ibukota negara alias propinsi yang bersebelahan dengan propinsi saya dipastikan akan lumpuh, akibat meluapnya air dari got-got di depan rumah, kali, danau, dan waduk. 

Sebagian tidak terima dengan istilah banjir, mereka lebih suka dengan sebutan genangan yang tak terkendali. Bahkan sekarang ada istilah baru untuk banjir, yaitu pengalihan arus air dari yang sebelumnya di kali kini dialihkan ke daratan (ada-ada saja ya..hehehe). Apapun itu, Jakarta Kebanjiran sudah tidak aneh. Tak hanya di lagu Benjamin Suaib, sejarah juga telah mencatat, banjir di Jakarta memang membandel.

Konon sejak tahun 1621, londo-londo itu sudah merasakan banjir di tanah Betawi ini. Bahkan pada tahun 1922, Belanda sampai membuat Banjir Kanal Barat (BKB) untuk mengatasi banjir. Tapi hasilnya? sama saja guys. Sampai Indonesia merdeka, masuk Orba, berganti rezim reformasi, dari Gusdur, Mega, SBY, sampai Jokowi tetap aja banjir..njir..njirrr.


Kenapa sih banjir terus?

Ada beberapa hal yang membuat Ibukota jadi langganan banjir. Untuk lebih jelasnya, blogger sekalian langsung aja cek disini. dalam buku tersebut nampak permasalahan dan solusi yang dicanangkan oleh pemprov DKI. 

Pada intinya, kenapa Jakarta banjir terus, saya meringkasnya menjadi beberapa pokok: Jakarta memang lebih rendah daripada laut (tanah di Jakarta terus mengalami penurunan lho guys, salah satunya akibat penggunaan air tanah secara besar-besaran); perilaku miring masyarakat kita (buang sampah sembarangan, bantaran kali dijadikan rumah, got diratakan dan dijadikan tempat usaha); Jakarta gudangnya air (terbukti dilalui 13 sungai) dengan kata lain, Jakarta merupakan hilirnya air; swasta buas, pemerintah culas (daerah yang seharusnya berfungsi sebagai resapan justru dijadikan beton bertingkat menantang langit, daerah hijau diberangus demi keserakahan); jumlah penduduk yang terus bertambah (pertambahan penduduk membawa rentetan permasalahan lain, seperti lahan akan makin minim untuk tempat tinggal, sampah makin banyak, dsb)

Jadi bila tempo dulu disaat daerah resapan air masih banyak, penduduk masih sedikit, Jakarta sudah akrab dengan banjir. Apalagi sekarang ini, dimana permasalahan sudah semakin kompleks. Sudah saatnya stop mengeksploitasi Ibukota. Redam daya magnetik Jakarta dan bangun daerah baru. Dengan bergesernya perhatian masyarakat maka Jakarta bisa ditata kembali. Bukan untuk menghilangkan  banjir, tapi untuk meminimalisasinya.


Banjir Rabu, 5 Februari 2015 di Bundaran Patung Kuda (Arid&Pras/Antara)



Sunday, February 8, 2015

Sex Chat di Perpustakaan

dailynews,com


Belum lama ini ramai diberitakan seorang mahasiswi cantik dari "Oregon State University" yang memamerkan bagian tubuhnya, khususnya bagian yang selama ini digandrungi kaum Adam (hayo buat cowok-cowok ngaku). Persoalan agama tak perlu lagi kita perdebatkan blogger sekalian pastinya sudah paham. 

Entah, apakah bumi yang semakin menua atau memang isi kepala manusia yang tidak bisa dibatasi daya "kreasi" nya. Namun yang pasti, negara seperti Amerika Serikat pun menindak perbuatan semacam ini. Pastinya bukanlah persoalan agama, tapi bagaimana menempatkan sesuatu pada tempatnya. Bagaimanapun hak-hak individual seseorang tidak boleh mengganggu publik.

Seperti apa sih videonya? Blogger sekalian bisa menyaksikan video Kendra Sunderland disini

dailynews.com


Untuk mengetahui bagaimana respon Sunderland terkait dengan videonya tersebut. Silahkan cek di dailynews dengan mengklik statement yang bersangkutan di bawah ini: 




Thursday, January 29, 2015

Mobilitas Kaum Urban

Bagi warga Jabodetabek, jalan raya sudah tak nyaman lagi untuk dilintasi. Pesatnya pertumbuhan mobil pribadi dan sepeda motor, ditambah tidak tertibnya para pengguna jalan membuat warga Jakarta dan sekitarnya harus merelakan separuh harinya di jalanan yang macet, dengan tubuh berkeringat, dan berbagai ancaman kecelakaan.

Berjuta orang mesti bangun lebih awal. Bahkan ketika adzan Subuh belum berkumandang, ribuan orang sudah bergegas menuju tempat kerjanya, termasuk mereka yang ingin ke kampus dan sekolah. Stres menjadi konsekuensi logis atas fenomena ini atau setidaknya lamanya di jalan akan membuat kita menjadi lebih cepat tua.

Fenomena ini urung terselesaikan. Ribuan mobil dan motor tiap bulannya berhasil dijual oleh Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM). Transportasi publik masih jauh dari kata nyaman. Angkot dan Bus Kota hanya akan membuat kita tak tepat waktu. 

Busway yang saat ini ada nyatanya tidak sukses. Selama busway tidak menggunakan jalur khusus (dengan separator) dan pengguna non-busway tidak ditertibkan terus menerus, maka proyek ini tidak akan bisa menarik minat masyarakat untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi.

Salah satu pilihan terbaik saat ini sejatinya adalah Kereta Commuterline. Kereta bisa menjadi transportasi unggulan di kemudian hari bila dikelola dengan baik. Saat ini jalur kereta masih terbatas dan jumlah keretanya pun masih sedikit. Kondisi ini diperparah dengan seringnya terjadi keterlambatan jadwal.


Sumber Gambar: okezone.com

Bayangkan bila dikemudian hari jalur kereta seperti Jalan Tol Lingkar Luar (JORR), dimana lintasannya saling terkait dan menghubungkan sudut wilayah yang satu dengan lainnya. Sehingga, warga Bogor yang ingin ke Serpong tak perlu ke tanah Abang terlebih dahulu, begitupula sebaliknya. Saya memimpikan jumlah kereta akan banyak dan jadwal diatur sebaik mungkin. Sehingga di jam-jam sibuk, kereta bisa mengangkut penumpang dengan maksimal, tidak seperti saat ini, di jam sibuk keberangkatan kereta malah jarang.

Sudah seharusnya pula, pemerintah fokus mengembangkan moda transportasi massal ini. Investasi jangka panjang diperlukan. Meski nilainya besar tapi manfaatnya akan luar biasa.

Saturday, January 24, 2015

Bibit Unggul dalam Falsafah Jawa

Teman-teman sekalian pasti tidak asing lagi dengan istilah bibit, bobot, bebet. Ketiga hal tersebut merupakan kriteria atau bisa dikatakan falsafah hidup orang Jawa dalam memilih pasangan hidup. Bibit, bobot, dan bebet menjadi pegangan bagi orang Jawa dalam memutuskan siapa kelak yang akan menjadi sigare nyowo ing geghayu bahteraning urip (belahan jiwa dalam mengarungi rumah tangga).

Pandangan ini berangkat dari kehati-hatian dalam menentukan pasangan hidup. Mengapa harus hati-hati, karena pernikahan dianggap sebagai sesuatu yang sakral dan pemilihan kriteria tersebut (umumnya) akan berdampak pula pada perjalanan hidup seseorang. Apalagi, dalam budaya Jawa, kegagalan membangun rumah tangga akan berdampak pada posisi sosial seseorang dalam masyarakat (image negatif).

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan bibit, bobot, dan bebet?

Bibit terkait dengan keturunan atau asal muasal seseorang. Maksudnya sebelum menentukan siapa pasangan hidupnya dan siapa yang bakal dijadikan calon menantunya, masing-masing keluarga akan menelusuri atau mencari tahu seluk-beluk calon pasangan atau calon menantunya. Hal ini tidak hanya sekedar persoalan keturunan darah biru atau bukan, tapi lebih luas lagi. Misalnya, apakah orang tua si anak tukang kawin, penjudi, suka main perempuan, dan serangkaian perilaku negatif lainnya. Hal ini kemudian akan dibandingkan dengan perilaku positifnya di masyarakat. Hal itulah yang kemudian akan dijadikan pertimbangan.

Selanjutnya, bobot erat kaitannya dengan yang sifatnya lahiriah maupun batiniah. Bagaimana keimanan seseorang, pendidikannya, dan perilakunya. Hal ini dijadikan dasar, apakah pasangan hidup kita atau calon menantu akan mampu membahagiakan dan membawa pada kehidupan yang membawa kesejahteraan dan ketenteraman. Karena pada dasarnya tidak ada seorang pun yang ingin melihat hidupnya sendiri atau hidup anaknya menderita.

Yang terakhir adalah bebet, yakni segala hal yang terkait dengan perihal ekonomi dan kedudukan sosial. Hal ini jangan diartikan matre, tapi siapa yang tidak ingin hidup berkecukupan. Dalam pribahasa Jawa pun hal ini sering dikatakan dengan ungkapan jangan terlalu terobsesi dengan keinginan untuk memperoleh kedudukan, materi, dan kepuasaan duniawi. Meskipun begitu, apa salahnya bila hal tersebut bisa didapat. Oleh karena itu, bebet ditempatkan terakhir dalam kriteria tersebut. 

Dalam perkembangannya, apalagi di tengah pendidikan masyarakat yang semakin tinggi dan modernisasi yang tumbuh dengan pesat. Pandangan ini pun ditolak dan ditentang. Karena tidak ada satupun manusia yang mampu menjamin nasib seseorang akan seperti apa. Orang jahat tidak selamanya akan jahat dan orang miskin bukan berarti akan miskin selamanya, begitu pula sebaliknya.

Tapi percaya atau tidak, penolakan tersebut hanyalah dibibir saja. Atau agar saya tidak dikatakan naif, dari 100 orang yang menolak filosofi bibit, bobot, bebet paling hanya satu orang yang benar-benar mengesampingkan pandangan hidup tersebut.

Coba cek, apakah orang tua kalian sering menanyakan latarbelakang pacar kamu? tanyakan pada diri kalian apakah mau didekati oleh orang jelek, males, miskin, bertingkah, sombong, begajulan? Pasti kalian akan lebih nyaman bila didekati oleh orang yang cantik/ganteng, pintar, baik hati, dan meski tidak kaya tapi memiliki kerjaan yang tetap?

Patut kita ketahui juga bahwa ketiga hal tersebut merupakan bentuk dari kesempurnaan. Artinya, sulit sekali mendapatkan paket komplit tersebut. Meskipun begitu, setidaknya seseorang akan memasukkan salah satu dari ketiga kriteria tersebut ke dalam daftarnya.

Selanjutnya, untuk mengeksplorasi lebih jauh mengenai falsafah Jawa tersebut, kita harus "membuka" diri. Kita harus melihat sekitar kita dan coba mengamati dan menganalisa apakah benar bahwa 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya".

Namun, yang patut menjadi pelajaran adalah, hanya usaha keras kita yang mampu mengubah arah hidup. Jangan rendah diri bila kita hanyalah anak dari kuli bangunan, tukang becak, ataupun buruh pabrik. Yakinlah hal tersebut masih dapat kita perjuangkan untuk dirubah, meskipun effort yang mesti dilakukan harus 10x, bahkan 100x lebih dahsyat dibandingkan dengan effort seorang anak dosen, manager bank, pengusaha, Bupati, bahkan anak presiden.

Bila usaha yang dilakukan belum membuahkan hasil pada diri kita saat ini, yakinlah itu akan berdampak pada keturunan kita nantinya. 



Wednesday, January 7, 2015

Eksistensi Bemo

Sumber Gambar: jakartadailyphoto.com


Teman-teman masih ingat tidak dengan kendaraan roda tiga yang bagian depannya monyong? Katanya mirip almarhum Dono, maaf ya mas Don...hehehehe. Hari ini aku naik kendaraan legendaris tersebut dari Salemba menuju Stasiun Manggarai. Bagi kalian yang sering bepergian ke arah sana pasti sangat familiar deh. Karena akses untuk menuju stasiun paling mudah dan murah ya naik Bemo daripada harus memutar ke Cikini naik ojek.

Singkat cerita, aku mencegat (apa ya padanan kata yang pas untuk mencegat? pokoknya gitulah..hehe) Bemo di samping Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Beruntung, ternyata hanya tersisa satu kursi saja. Berhubung sudah mulai gerimis, aku langsung bergegas naik. Bagi teman-teman yang belum tahu tarif Bemo dari Salemba ke Manggarai berapa, tenag saja. Aku akan beberkan disini,..hehe. Tarif Bemo dari Salemba sekarang Rp.4000. Kuketahui itu dari angka Rp.4000 yang ada di langit-langit Bemo.

Sepanjang perjalanan, mataku bingung harus mengarahkan pandang kemana. Karena persis di depanku ada Bapak-Bapak yang sepertinya sudah tiga hari tidak mandi.....hehehe. Di Sebelahku juga tidak jauh beda, meski wangi tapi badanku tergencet karena ukuran tubuhnya yang super. Sedangkan sebelah kiri hanya ada sepeda motor, mobil, dan bajaj yang membuntuti di belakang Bemo.

Setelah kunikmati deru mesin Bemo, debu dan asap yang dikeluarkannya, aku sampai juga di Stasiun Manggarai dengan selamat.

Saat ini Jakarta sedang berbenah menjadi "the real" metropolitan, cirinya adalah menyingkirkan yang kumuh, usang, dan tidak modern. berbagai kebijakan telah dibuat dengan menggusur daerah-daerah pemukiman liar dan kumuh. Kemudian melarang sepeda motor di jalan protokol, menggencarkan transformasi massal. Selanjutnya, tentu kendaraan "purba" seperti Bemo dan bajaj tinggal menunggu nasib saja seperti becak yang telah lebih dulu "keluar" dari Jakarta.

Pembangunan atau modernisasi kadang memang tak mengenal belas kasihan. Ah sudahlah, setidaknya aku pernah merasakan serunya naik Bemo


Sunday, January 4, 2015

Cipadu VS Mayestik

Untuk kalian penggila kain atau siapa saja yang pernah menikah ataupun akan melangsungkan pernikahan pasti tidak asing dengan pusat kain seperti Tanah Abang, Mayestik, dan Cipadu. Tulisan ini akan membahas mengenai dua pusat kain. Satu di Jakarta yang diwakili oleh Mayestik dan satu lagi dari wilayah Kota Tangerang, yakni Cipadu.

Persamaan mendasar antara Mayestik dan Cipadu adalah penguasa kainnya sebagian besar keturunan India,,,hehehe (No SARA ya Guys). Entah kenapa, bisnis kain selalu identik dengan India dan lokalnya adalah pedagang dari tanah Minang. Mungkin ini sudah diwariskan sejak ratusan tahun silam. Di mana pedagang Gujarat merupakan salah satu pedagang yang intens masuk ke nusantara. Tapi bukan itu yang akan kita telisik.

CIPADU (Potensi yang diabaikan)

Sentra tekstil yang terletak di pinggiran Kota Tangerang dan dikelilingi oleh wilayah Tangerang Selatan dan Jakarta Barat ini sudah terkenal sejak era 1990-an. Bahkan banyak pedagang Pasar Tanah Abang yang hijrah ke wilayah tersebut. Namun, pemerintah setempat belum memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Cipadu sebagai pusat tekstil.

Sumber Gambar: queenlicy.blogspot.com

Berkunjung ke wilayah Cipadu kita akan disuguhi pemandangan kios-kios tekstil yang berjejer sepanjang jalan masuk mulai dari Kreo (sebelah Giant) hingga tembus ke wilayah Ceger dan Ciledug. Sentra tekstil ini terlihat berantakan dan tak terawat. 

Lihat saja beberapa kios yang berjejer dengan tanah lapang yang berfungsi sebagai parkiran akan nampak becek ketika hujan dan berdebu ketika kemarau. Untuk berbelanja kita juga harus menyisir tiap-tiap kios yang ada di sepanjang jalan. Dipastikan selain kelelahan, wangi parfum anda akan berubah menjadi "bau matahari"..hehehe.

Tak ada penanda khusus yang memudahkan pengunjung untuk menuju Pasar Cipadu. Oleh karenanya, kalian mesti mengajak rekan atau kerabat yang pernah kesana, atau setidaknya membuka "google map" dan mengira-ngira sendiri lokasinya. Bila anda langsung menuju lokasi, dipastikan anda akan tersesat (aku salah satu korban soalnya,hehhe)

Harga kain di pasar ini memang lebih murah dibandingkan dengan Mayestik. tapi selisihnya hanya sekitar Rp.5000 saja. Salah satu kelemahan dari kain yang dijajakan di pasar Cipadu adalah tidak memiliki kualitas "the best" seperti yang ada di Mayestik. Misalnya saja kita hanya akan mendapatkan kain semi Perancis di Cipadu. Sedangkan untuk Perancis sungguhannya banyak kita temukan di Mayestik.

Belanja di Cipadu penuh kesunyian. Artinya pedagang pasif tidak agresif menawarkan daganganyya sebagaimana di Mayestik dan Tanah Abang. Sehingga kita tidak perlu risih dan bisa melihat-lihat sambil menanyakan barang yang kita cari kepada penjual. Pedagang di Cipadu tidak bertipe calo tiket yang akan mengejar-ngejar calon konsumennya hingga akhirnya meradang, hehehe.

Sejak dulu Cipadu memang tidak ditata. Cipadu tumbuh dengan sendirinya menjadi pusat tekstil di wilayah Kota Tangerang. Hingga kini, pihak Pemkot juga belum nampak geregetnya untuk merevitalisasi dan menata Cipadu. Padahal ini bisa dijadikan sentra tekstil baru dan terbesar di wilayah Tangerang. Padahal lokasi yang dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sangat menguntungkn agar para pelancong bisa langsung mengakses Cipadu.


MAYESTIK (Surga Kain Masyarakat Kota)

Pusat tekstil yang terletak di Jakarta Selatan ini memang sudah mendunia. Tak hanya warga lokal, turis asing pun ramai berbelanja di pasar yang konon sudah ada sejak tahun 1950-an ini. Di kompleks Mayestik, berdiri pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya dan telah diremajakan oleh Pemprov DKI pada 2012 silam. Di sekitar pasar ini, banyak berdiri ruko atau kios-kios yang juga menjajakan beragam kain.

Tekstil di Mayestik mengelompok dalam satu kompleks pertokoan. Pengunjung tinggal pilih, mau berkeliling kios yang ada di luar pasar atau masuk ke dalam pasar. Di dalam pasar dipastikan nyaman karena berbentuk pasar modern dengan kios yang tertata dengan sentuhan AC yang membuat udara di dalam terasa sejuk. Pengunjung juga bisa memilih keperluannya dari mulai bahan kain hingga penjahit yang diinginkannya.

Sumber Gambar: id.wikipedia.org

Meskipun begitu, kios-kios yang ada di luar juga sangat nyaman. Banyak kios yang menyajikan berbagai pilihan bahan dari kelas bawah hingga atas. Jangan takut berkeringat, kios-kios disini juga sebagian besar dilengkapi AC, jadi kita bisa nyaman memilah-milah bahan.

Berbelanja di Mayestik sangat tergantung kemampuan keuangan kita. Sesuaikanlah dengan kantong suami kalian,hehehe. Sebab, pilihan harga dari paling murah hingga paling mahal ada disini.

Kelemahan Mayestik adalah sulitnya mendapatkan tempat parkir karena pasar ini sangat padat. Apalagi jika hari sudah siang, kendaraan anda dipastikan akan mengantri sejak pintu masuk dan pintu keluar. Jadi lebih baik kalian datang lebih awal. Kalau takut toko belum buka, kalian bisa menikmati jajanan ringan yang ada di depan kios.

Bila anda berbelanja di kios, bersiaplah ditawari keset dan celemek,hehehe. Para penjaja keset dan celemek sangat agresif di Mayestik. Ketika hendak masuk dan keluar kios saya pastikan kalian akan disambut oleh mereka.

Sekarang, blogger sekalian sudah lebih mengetahui mengenai seluk-beluk Cipadu dan Mayestik. Silahkan pilih sesuai preferensi kalian. Pastikan juga kalian bijak dalam belanja ya, jangan sampai "kalap" hehehe...

Semoga postingan ini membantu..Selamat Berbelanja...